Infografis #3 - Fakta-fakta Tenggelamnya Kapal Selam KRI Nanggala 402

 


Fakta-fakta Tenggelamnya Kapal Selam KRI Nanggala 402
1. Hukum Archimedes menjadi jawaban yang jelas bahwa benda yang diletakkan di air akan memiliki gaya angkat ke atas sama besar dengan berat air yang dipindahkan. Gaya ke atas ini bertindak sebagai gaya apung yang berlawanan dengan gaya gravitasi. Selain itu dengan membentuk lambung kapal sedemikian rupa sehingga saat kapal tenggelam ke dalam air, ia akan menggeser lebih banyak cairan hingga tercapai keseimbangan antara massa air yang dipindahkan dan massa kapal. Prinsip umum ini berlaku untuk benda apa pun yang terbuat dari bahan yang lebih padat daripada zat cairnya.
2. Kapal selam akan terapung karena gaya angkat ke atasnya lebih besar dari berat kapal selam, lalu kapal selam akan melayang ketika gaya angkat sama besar dari berat kapal selam, dan tenggelam ketika gaya angkat kapal lebih kecil dari berat kapal selam. Kapal selam dapat mengatur besarnya gaya tersebut dengan menggunakan tangki pemberat (ballast tank), yang dapat diisi bergantian dengan air atau udara, tergantung di mana kapal selam ingin berada.
3. Ketika kapal selam akan mengapung menuju ke permukaan laut, air yang ada di tanki pemberat dikeluarkan dan selanjutnya tanki pemberat diisi dengan udara. Sehingga udara tersebut memberikan tekanan keatas. Saat kapal selam akan menyelam tangki diisi dengan air. Udara di dalam tanki pemberat pun dikeluarkan. Ini akan membuat daya tekanan kapal lebih berat daripada tekanan air.
4. Tentu kita tahu peristiwa Kapal Selam KRI Nanggala 402 yang tenggelam. Mungkin kita bertanya-tanya mengapa sih kapal ini bisa tenggelam. Nah menurut Pakar Kapal Selam dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya Wisnu Wardhana menjelaskan tiga faktor tenngelamnya Kapal Selam KRI Nanggala 402 yaitu tidak berfungsinya Air Ballast yang dapat mengatur ketinggian penyelaman kapal, tidak berfungsinya hydroplane atau sayap di badan kapal dan rusaknya Pressure Hull yang membuat kapal tersebut akhirnya hancur karena besarnya tekanan air.
5. Nah kira-kira kenapa ya awak kapal selam tersebut tidak berenang keluar dari kapal selam tersebut? Nah ternyata hal ini sangat tidak mungkin dilakukan gengs! Kapal Nanggala 402 diinfokan berada pada posisi 800 meter di baah permukaan air, artinya ada tekanan yang menimpa kapal selam ini adalah 80 bar. Dilansir ED Informatics, tekanan hidrostatik adalah tekanan yang diberikan oleh fluida pada kesetimbangan titik tertentu di dalam fluida, karena gaya gravitasi. Tekanan hidrostatis meningkat sebanding dengan kedalaman yang diukur dari permukaan karena peningkatan berat fluida yang menekan ke bawah dari atas.
6. Fluida adalah segala jenis zat yang dapat mengalir dalam wujud gas maupun cair. Jika suatu fluida berada di dalam suatu wadah maka kedalaman suatu benda yang ditempatkan di dalam fluida tersebut dapat diukur. Semakin dalam benda ditempatkan di dalam fluida, semakin banyak tekanan yang dialaminya. Ini karena berat fluida berada di atasnya. Semakin padat fluida di atasnya, semakin banyak tekanan yang diberikan pada benda yang terendam. Ini karena berat fluida tersebut.
7. Sebagai contoh pada saat berenang di laut, tubuh akan mulai merasakan peningkatan tekanan pada gendang telinga. Hal ini karena adanya peningkatan tekanan hidrostatis yang merupakan gaya per satuan luas yang diberikan oleh zat cair pada suatu benda.Semakin dalam tubuh kita berenang ke bawah laut, semakin besar tekanan yang mendorong tubuh. Jadi inilah yang tidak mungkin berenang keluar di kedalaman 800m gengs! Hal ini pula yang membuat Kapal Selam KRI Nanggala 402 bisa pecah atau terbelah menjadi 3 bagian.
Video :
Instagram Feds : Kilik disini
Sumber

0 Komentar